Ramadhan, tentu kita akan menyebutkan Berbagai Keutamaan serta Limpahan Berkah yang ada pada Bulan ini. Keberkahan ini sendiri terjadi meliputi berbagai aspek kehidupan kita utamanya menyeluruh dalam Bulan Suci Ramadhan. Namun, nyatanya terdapat beberapa momen yang kemudian dikatakan sebagai waktu paling mustajab dalam berdoa di Bulan Ramadhan ini. Mulai dari waktu yang sebenarnya Nampak didepan kita secara nyata namun kita keliru dalam memaksimalkannya, dan juga beberapa waktu yang dirasa bersifat terbatas.
Berbicara doa, tentu kita akan membicarakan tentang Harapan dalam diri seorang insan atas sesuatu hal yang biasanya memiliki orientasi baik. Doa sendiri tentu haruslah memiliki kedalaman dan kesungguhan dalam permunajaddannya. Akan sangat menjadi bias jika kita melakukan doa namun dilakukan setengah hati, atau bahkan terkesan hanyalah Formalitas Pelengkap atas Ibadah Wajib yang telah di jalankan. Dalam laman nu.or.id KH. Abdul Syukur menyebutkan setidaknya doa secara ideal memiliki beberapa tata cara. Tata car aini meliputi Bagaimana kondisi kita dalam berdoa, apakah suci dari Hadast Besar ataupun kecil, lalu tempat yang diutamakan pada tempat yang suci, dan kontekstual doa yang diawali dengan Pujian kepada Sang Khalik. Aspek diatas tentu mengarah pada ke-Khusyuk’an ataupun ketenangan kita dalam memanjatkan doa. Namun, faktor utama dalam kemustajab’ab doa terdapat pada Keyakinan akan Jawaban dari Allah SWT.
Disisi yang sama, Ketua PP Muhammadiyah Dadang Kahmad menyebutkan bahwa Secara Rinci juga dinyatakan langsung oleh Allah SWT bahwa “Dan apabila hamba – hambaku bertanya kepada mu tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada – ku. Hendaklah mereka itu memenuhi – ku dan beriman kepada – ku, agar mereka memperoleh kebenaran” (Q.S Al – Baqarah: 186). Menurutnya Dadang Kahmad, ayat ini mengisyaratkan kita bahwa kita terlebih dahulu harus mendekkat dengan Allah SWT. “Pertama, wa idza sa’alaka anni fa inni qariib, kita harus merasa dekat dengan Allah SWT. Karena puasa Ramadhan itu sejatinya juga mendekatkan diri kita dengan Allah SWT” Ujarnya seperti dilansir dalam laman Muhammadiyah.or.id (4/4/2022). Ia juga menambahkan bahwa Antara doa yang di lantunkan di lisan tentu harus sinkron denggan kondisi hati.
Dalam laman suara.com Ustadz Khalid Basalamah menyampaikan bahwa setidaknya terdapat waktu – waktu yang Paling Mustajab dalam memanjatkan doa. Diantaranya Waktu Sahur, Berbuka, dan Secara umum ketika kita sedang dalam fase berpuasa Ramadhan. Dalam Waktu sahur, ia menyebutkan bahwa ketentuan ini sebenarnya tertera secara umum dalam konsep sepertiga malam. “Dalam Hadist Bukhari Muslim, ‘Setiap malam Allah yang Maha Berkah dan Maha Tinggi turun ke langit bumi pada saat sepertiga malam. Siapa yang meminta akan aku beri, dan siapa yang memohon ampun maka aku maafkan’. Itu di Waktu Sahur, sepertiga malam” Ujarnya (18/03/2024). Dalam Konteks Doa saat Berpuasa hingga berbuka sendiri, ia mengacu pada sebuah Hadist yang di Riwayatkan oleh At Tirmidzi, Rasulullah bersabda, “Ada tiga golongan yang tidak akan pernah ditolak doanya, yaitu orang yang berpuasa sampai dia berbuka, penguasa yang adil, dan doa orang yang teraniaya.” (HR. At Tirmidzi).
Waktu Mustajab berikutnya ialah ketika datang Malam Lailatul Qadar, yang kemudian diyakini sebagai Malam Paling baik. Dilansir dalam laman muslim.or,id Malam Lailatul Qadar sendiri dapat di interpetasikan sebagai waktu penetapan atau pencatatan takdir tahunan, hal ini juga di kaitkan dengan Firman Allah SWT yang berkata “Pada malam itu dijelaskan segala urusann yang penuh hikmah” (Q.S Ad Dukhon: 4) dan “Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril denggan Izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan”(Q.S Al Qadr: 4). Malam ini sendiri merupakan malam yang sangat istimewa dalam Kepercayaan Islam sendiri, dimana seluruh malaikat akan turun ke muka bumi dan individu yang menerima malam tersebut akan mendapat keberkahan yang sangat melimpah.
Dari berbagai Rincian serta pandangan diatas, tentu diharapkan kita sebagai Insan beriman dapat lebih teliti Kembali utamanya dalam memperkuat keimanan diri terlebih dalam Bulan Suci Ramadhan. Akan sangat kontradiktif dan disayangkan jika sebagai insan kita tidak dapat memanfaatkan momentum Bulan Suci Ramadhan dengan baik, khususnya sebagai Pembelajaran diri dan Istiqosah dari apa yang telah kita perbuat di bulan bulan sebelumnya agar kedepan kita dapat mengimplementasikan versi terbaik dari diri kita pribadi. Perlu juga bagi kita untuk memahami bahwa Ramadhan memiliki keterikatan yang kuat dengan doa yang mana kemustajab’an doa akan membuahkankan hasil yang baik di Bulan suci Ramadhan jika kita dengan sungguh meminta kepada Sang Khalik diikuti denga Usaha yang kita lakukan secara insani, Insyaallah.