Mengenal Amal dan Dosa Jariyah dalam tiap Tindakan

Sebagai Bulan yang diyakini dipenuhi oleh Keberkahan, tentu akan membuat seluruh Umat Islam di seluruh dunia berbondong – bondong melakukan berbagai Amalan yang mereka percayai pula akan mendapatkan ganjaran berlipat ganda dari apa yang mereka perbuat. Ditambah, jika amalan yang mereka perbuat bermakna amal Jariyah yang bahkan diluar konteks Bulan Ramadhan pun, Amalan ini merupakan amalan yang paling dicari dan dilakukan oleh Sebagian besar umat yang menyadari akan pentingnya amal ini dan apa yang akan ia dapatkan di akhirat kelak. Namun, Amal Jariyah ini juga bersanding erat Dosa Jariyah yang bahkan secara tidak sadar kita lakukan, alih alih meniatkan Amal Jariyah namun malah terperosok kedalam Dosa Jariyah.

Gambar dari Aksi Zakat

Cak Nur, seorang cendikiawan muslim dalam sebuah diskursusnya pernah mengibaratkan Tindakan Jariyah ibarat bola pantul. Artinya Apapun perbuatan atau Tindakan yang kita lakukan akan berbalik kepada kita, dan setiap perbuatan pasti memiliki balasan yang sesuai. Terlebih ia mengungkapkan Jika menanam cabe akan berbuah cabe, Jika menanam timun akan berbuah timun, Jika menanam kebaikan akan berbuah kebaikan, Jika menanam keburukan akan berbuah keburukan. Rumus sederhana yang dapat di terima secara Gamblang oleh khalayak ini tentu akan membuat kita memahami dengan baik mengenai Hal Umum mengenal Tindakan Jariyah.

Dilansir dalam laman lampung,nu.or.id konsepsi mengenai Amal Jariyah ini salah satunya dilandasi melalui Sabda Rasulullah SAW yang menyebutkan terkait hal ini. Driwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda; “Jika manusia mati, maka terputuslah amalnya kecuali 3 (perkara), yakni sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang selalu mendoakan orang tuanya.” (HR. Muslim). Dalam hadist ini, Secara jelas diterangkan mengenai Amalan Jariyah yang memiliki makna sebuah amalan atau perbuatan baik yang tidak akan terputus Pahalanya bahkan ketika ia sudah meninggal sekalipun. Jika kita cermati, amalan seperti inilah yang kemudian akan memungkinkan memudahkan Hisab nanti sewaktu di alam akhirat.

Gambar dari IStock

Jika kita mengupas serta mengulas satu persatu mengenai amal – amal ini tentu kita akan menemukan sesuatu hal yang kadang kala luput dari perhatian kita. Sedekah Jariyah, sesuatu hal yang kerap kita temui di berbagai tempat dan kerap luput dari perhatian kita kadang kala hanya diangap sebelah mata. Hal kemudian yang menimbulkan stigmata kita untuk melakukan Sedekah secara terbatas sementara Impaci dari perbuatan ini sangatlah membantu, baik bagi diri sendiri di alam akhirat kelak serta untuk sesame manusia di alam dunia saat ini. Ilmu yang bermanfaat, juga kadang luput dari kacamata kita. Manfaat yang akan didapatkan ini ialah ketika Ilmu atau Pemahaman yang kita berikan kepada orang lain tanpa kita sadari akan membawa Implikasi yang besar bagi dirinya kelak. Bayangkan, Disaat kita mengajarkan hal dasar seperti Baca Tulis dan ketika ia memahami hal ini dan menerapkan Pengetahuan ini selama ia hidup, maka itu akan berbanding lurus dengan Amal Jariyah yang akan kita terima. Dan Yang terakhir ialah Anak yang saleh, Hal ini yang sangat luput oleh Sebagian besar Orang Tua. Sama halnya seperti ilmu yang bermanfaat, Anak yang saleh ini memiliki implikasi besar terhadap orang tuanya kelak jika kita sebagai orang tua mampu mendidik atau membina anak kita dengan baik sesuai dengan tuntunan Al – Qur’an dan Hadist sehingga menciptakan Pribadi yang Shaleh. Ini mengacu pada Tindakan yang lebih luas yang dilakukan oleh sang anak, baik berbagai Tindakan baiknya serta Doa yang nantinya selalu ia panjatkan.

Gambar dari 123RF
Gambar dari Kompas

Disisi lain, terdapat pula Dosa Jariyah yang kadang kala kita tidak sengaja lakukan atau bahkan bias dari Amal Jariyah yang kita niatkan namun tidak sesuai dengan tuntunan. Dalam laman sedekahair.org disebutkan bahwa terdapat pula dosa Jariyah sebagai bentuk bias dari amal Jariyah. Hal ini merujuk pada Hadist Dari abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang mengajak kepada kesesatan, makai a mendapat dosa, seperti dosa orang yang mengikutinya, tidak dikurangi sedikitpuní.”(HR. Muslim)  Tafsir dari Dosa Jariyah justru memiliki cakupan yang lebih besar dibandingkan dengan amal Jariyah karena ia dapat memungkinkan dalam berbagai aspek kehidupan. Contohnya mengenai Pembunuhan, merujuk pada hadist diatas, Peristiwa Pembunuhan yang dilakukan pertama kali yang disinyalir dilakukan oleh salah satu anak Nabi Adam AS akan mendapatkan dosa selama peristiwa ini dilakukan secara terus menerus. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Tidak ada satu jiwa yang terbunuh secara zalim, melainkan anak Adam yang pertama kali membunuh akan mendapatkan dosa karena pertumpahan darah itu.” (HR. Bukhari,Muslim,dan yang lainnnya).

Jika kita telisik dengan seksama, Justru Dosa Jariyah secara implisit meliputi bias dari Amal Jariyah yang tidak dilakukan secara baik, ataupun hal – hal lainnya. Contohnya dalam segi Keilmuan, jika kita mengajarkan Keilmuan yang justru memberikan banyak Kemudhorotan dibandikan Maslahat dan selama itu juga Ilmu yang kita berikan itu terus menerus di amalkan maka tentu akan berimplikasi dosa Jariyah bagi kita karna termasuk dalam kesesatan, itu pula yang berlaku untuk Pendidikan yang diberikan kepada anak. Lalu terkait Aurat, Secara jelas Aurat merupakan hal yang dilarang untuk menampakannya kepada seseorang yang bukan Mahram baik secara sengaja ataupun tidaj sengaja, terlebih jika ini masuk dalam nuansa Optik Photograpy yang mana dapat dilihat berulang kali oleh setiap manusia. Dan Masih banyak hal – hal lainnya yang dapat menimbulkan hal ini.

Gambar dari Istock

Written by 

STAI Binamadani merupakan Perwujudan dari cita cita pendiri untuk memperjuangkan kesejahteraan kehidupan umat melalui perguruan tinggi yang dengan sengaja mentransfer ilmu ilmu agama, sosial, humaniora, dan eksakta.