Pendidikan sejatinya menjadi sebuah kebutuhan primer yang dibutuhkan masyarakat, Dalam Pendidikan kita mampu mengenal, mengetahui, menganalisa, serta mengambil sebuah putusan untuk melakukan suatu hal. Suatu hal konkrit dari alam bawah sadar membutuhkan suatu asupan dimana pendidikan adalah salah satunya (28/10/2023).
Menyongsong perkembangan zaman, Pendidikan telah banyak mengalami transformasi dalam laju pertumbuhannya dan menjadi salah satu Program Studi andalan diberbagai Institusi Pendidikan Tinggi dengan menghasilkan Ribuan bahkan jutaan Lulusan yang siap dan mampu menjadi Tenaga Pendidik. Disisi lain, terjadi Fenomena memprihatinkan pada garis waktu yang sama. Dikutip dari Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan jumlah Pengangguran terbuka di Indonesia mencapai 8,43 Juta jiwa pada Agustus 2022m dan sebanyak 7.99% atau sekitar 673,49 Ribu penganggur berasal dari Universitas.
Fakta nyata dari BPS Nasional ini merupakan Pukulan telak kepada Pemerintah serta Institusi Pendidikan dengan memunculkan pertanyaan sudahkan Institusi Pendidikan Menyediakan Program Studi yang memiliki Relevansi dengan Perkembangan zaman serta bagaimana langkah Pemerintah sebagai Pemangku Kebijakan untuk menangani Masalah ini yang merupakan Problematika “Hulu ke Hilir”.
Problematika yang menyasar pada Tombak utama Penyelenggara Pendidikan yaitu Institusi Pendidikan tentu akan Mempertanyakan terkait Program Studi (Prodi) yang disediakan dari tiap tiap Institusi ini. Jay Denton yang merupakan kepala analisis ThinkWhy yang berbasis di Dallas menyoroti fenomena yang terjadi di Indonesia. Ia menyebutkan hal ini terjadi akibat ketidakcocokan pengalaman atau jurusan kuliah dengan Keterampilan ataupun Kebutuhan Industri. “Saat ini ada sekitar 9,2 Juta pekerja terbuka di Negara ini dan sayangnya ada ketidakcocokan. Beberapa Keterampilan adalah ketidakcocokan Pengalaman.” Ungkapnya dilansir dari detik.com (14/05/2023).
Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sebagai Perwakilan dari Pemerintah telah melakukan berbagai upaya dala menyikapi hal ini. Pihaknya juga menyebutkan Kebutuhan Zaman sebagai penyebab Problematika ini dapat terjadi. “Saat tidak relevan, Prodi X misalnya, harus tutup itu berani enggak ? Lapangan kerja sedikit, Peminat sedikit, banyak pengangguran dari prodinya, enggak bisa jadi wirausaha itu mau gimana ?” Ungkap Kiki Yuliati selaku Dirjen Pedidikan Vokasi Kemendikbudristek di kutip dalam medcom.id (26/1/2023). Pemerintah juga menuturkan bahwa bagian terpenting dari hal ini merupakan Kebutuhan Zaman dan tidak harus ada penutupan tapi penyelarasan dengan Upgrade keilmuannya.
Dalam hal ini kita akan mencoba menelaah terkait Program Studi dengan jumlah mahasiswa terbanyak di Indonesia. Dikutip dari Sindonews pada tahun 2022, Bidang Pendidikan merupakan Program Studi dengan Jumlah Mahasiswa terbanyak di Indonesia dengan Jumlah 1.371.105 Mahasiswa diiringi Program Studi Ekonomi yang menempati Peringkat kedua dengan Jumlah 1.146.430 Mahasiswa dan Program Studi Sosial dengan jumlah 1.058.304 Mahasiswa. Dari Penjabaran data ini kemudian kita dapat Menyoroti dengan seksama mengenai Program Studi Pendidikan yang menjadi Prodi dengan Mahasiswa terbanyak.
Program Studi Pendidikan dengan Jumlah Peminat terbanyak dapat mengopinikan bahwa Indonesia akan memiliki tenaga didik yang banyak guna mendukung Transformasi Pembangunan Nasional. Di lain pihak, Jumlah fantastis ini akan mengisyaratkan bagi kita sebagai seorang akademis bahwa akan ada “Meningkatnya Kematian Generasi Mendatang” jika dirasa Lulusan dari Prodi ini jika tidak mmemiliki tempat untuk melaksanakan pekerjaannya.
Kembali mengacu pada nilai statistik, Kemendikbudristek mengeluarkan data statistik yang menyebutkan justru Indonesia akan kekurangan Guru sekitar 1.242.997 Tenaga guru pada 2023 dikarenakan adanya sekitar 75.195 Guru yang pensiun. Data ini kemudian bertambah dengan Prediksi Kemendikbudristek yang menyebutkan akan ada sekitar 69.762 orang guru yang mengalami Pensiun pada 2024. Ini menandakan bahwa Terdapat Korelasi yang dimiliki oleh Program Studi Pendidikan dengan Lapangan Kerja yang akan ia tempati nantinya dan bahkan masih memiliki kebutuhan tambahan. Pemerintah sendiri telah merilis melalui Badan Kepegawaian Negara (BKN) mengenai Pembukaan Formasi Tenaga Ajar Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) sebanyak sekitar 89,3 Ribu Orang.
Dari berbagai berbagai data diatas, kita dapat mengalisisa bahwa Program Studi Pendidikan Masih Memiliki Relevasi yang kuat dengan zaman dengan kebutuhan Lapangan Pekerjaan yang sangat tinggi. Namun hal yang perlu diperhatikan kemudian ialah mengenai Penyesuaian Kualitas Pengajaran dari Calon tenaga didik ini serta Kompensasi para tenaga pendidik yang melaksanakan Pekerjaannya. Karena ternyata mengalami sebuah anomali ketika terdapat Kekurangan yang cukup jauh dari Jumlah kebutuhan yang ada.