Suka Duka Kuliah S2 yang Tidak Terduga (Andhira Mahasiswa Magister)

Belum lama ini di grup kelas teman-teman mahasiswa Strata 2 ramai dengan ke“halu”an  teman-teman untuk segera wisuda. Maklum, kami baru saja mendapat info dari akademik bahwa perkuliahan sabtu besok libur karena pihak kampus akan mengadakan wisuda Strata 1. Lega rasanya ada kesempatan libur di hari Sabtu. Agak tenang juga karena waktu mengerjakan tugas bisa lebih lama dan tidak terburu-buru mengerjakan seperti biasanya. Tidak lama ke“halu”an mulai, ramai chat dalam grup teman sekelas salah satu dari kami antusias dengan adanya acara wisuda yang kampus adakan meski sejatinya itu bukanlah wisuda untuk kita. Ini hanya angan-angan dalam bentuk candaan untuk sejenak mendapat aura kebahagiaan.

Dalam obrolan langsung salah satu dari kami mengatur formasi mulai dari MC sampai pengisi orasi ilmiah. Satu sama lain saling menanggapi obrolan dengan ketidakjelasan ini, sampai booking hotel, membagi lokasi wisuda dan lain sebagainya. Ini suatu hiburan bagi kami yang memang telah sangat mendambakan segera bisa wisuda dari perkuliahan S2 ini.

Bisa maklum karena yang kami rasakan sesama teman seperjuangan sepertinya sama saja. Bukan hal mudah menjalani pendidikan di situasi ini karena sejatinya bukan hanya satu fokus saja yang menjadi tanggung jawab kami melainkan banyak hal yang harus kami kerjakan. Juga kami pikirkan selain mengerjakan tugas kuliah yang sudah menjadi langganan tiap pekan. Mungkin memang di sini yang menjadi tantangan dalam perjuangan menuju kesuksesan dan sungguh bukan hal mudah untuk dijalankan.

***

Setelah menyelesaikan S1 tidak ada niatan atau keinginan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya. Namun memang benar adanya bahwa manusia berencana tetap Allah yang berkuasa menetapkan. Singkat cerita teringat pesan suami tercinta yang menyemangati untuk kuliah S2 pada saat itu. Spontan langsung menolak tawaran suami tercinta yang meminta istrinya untuk kuliah lagi.

Bagaimana tidak, secara logika kami punya dua anak balita yang jaraknya dekat untuk mengurus pekerjaan rumah saja rasanya berat. Terlebih jika harus kembali bersekolah dengan segala bayangan tugas yang semakin banyak. Terutama bertambahnya beban biaya. Pasti akan semakin memberatkan pasangan dalam memenuhi kebutuhan harian.

Inilah roda kehidupan yang tiada sangka. Apa yang kita pikirkan tidak sepenuhnya benar, setelah menghadapi ujian, pasangan dipanggil oleh Tuhan. Sekejap rasanya hidup menjadi berantakan tanpa arah dan tujuan. Namun di situ pula Allah membuktikan, menunjukkan segala kekuasaan dan kemahabesaranNya dengan membuka banyak kesempatan. Allah memberikan jalan untuk banyak berkegiatan dan berkesempatan melanjutkan pendidikan strata 2 di tempat yang sama ketika menyelesaikan S1 kala itu. Seketika rasanya hati menjadi kuat dan yakin bahwa diri ini bisa lebih memfokuskan pada pendidikan. Tentunya tidak terlepas dari dukungan para dosen yang juga memberi banyak masukan dan pencerahan.

***

Perjuangan bermula di mana saya banyak bertemu dengan teman-teman yang jauh memiliki banyak pengalaman dan keilmuan. Mereka teman-teman seperjuangan yang berbeda-beda latar belakang: lulusan Mesir, sekretaris PonPes, bahkan ketua PonPes, ada juga wakil Kepala Sekolah bahkan Kepala Sekolah, dan juga para guru hebat yang mempunyai semangat yang kuat. Berbeda dengan diri sendiri yang hanya seorang ibu rumah tangga yang hanya dengan niat bisa belajar lebih banyak, mendapat banyak semangat juga menjadi lebih bermanfaat.

Banyak pelajaran yang saya dapat dari mengenal mereka secara lebih dekat. Sehingga setiap sesi perkuliahan yang tidak jauh dari presentasi dan diskusi yang semakin menambah motivasi dalam diri. Perbedaan pendapat bukan menjadi perdebatan hebat yang saling merendahkan argumen masing-masing dari kita, melainkan perbedaan membuat terbukanya khazanah keilmuan dan semakin membuka pikiran untuk terus menambah wawasan. Sungguh perkuliahan memberikan arahan pada kita semua untuk selalu memberikan yang terbaik yang kita bisa di manapun berada.

Bukan perjuangan namanya jika di dalamnya tidak banyak pengorbanan dan keikhlasan. Tuntutan kehidupan untuk terus menjalankan tanggung jawab pekerjaan dengan profesional, juga tuntutan tugas perkuliahan yang tidak sedikit sepertinya ini menjadi suka duka bersama pada proses yang sedang kita jalankan. Dengan semangat belajar dari dalam diri semua itu bisa terkalahkan. Rasa lelah seharian bekerja, waktu untuk keluarga dan terakhir harus menyisakan tenaga untuk fokus mengerjakan tugas makalah yang juga tidak mau kalah untuk turut andil mewarnai keseharian kita.

***

Ini akan menjadi kisah indah, cerita penuh kenangan yang mungkin tidak terlupakan. Dibagikan pada penerus di masa depan bahwa dalam pendidikan memang harus diperjuangkan untuk menjadi pribadi baik sesuai yang agama ajarkan.

Adakalanya semangat menghilang, kejenuhan yang datang dengan permasalahan kehidupan yang terkadang datang bersamaan sehingga membuat hati tidak karuan dan berimbas pada tugas-tugas pembelajaran sedikit terbengkalai.  Pada titik inilah sangat membutuhkan motivasi dari orang-orang tersayang atau teman-teman terdekat untuk sekedar mengingatkan. Saling memberi semangat dan pencerahan bahwa harus tetap pada tujuan awal pada keputusan yang sudah ditetapkan ketika berniat untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang ini. Maka apapun yang terjadi harus tetap diselesaikan dengan segenap kemampuan yang harus terus diusahakan.

Apa yang terjadi pada masa mendatang? Akankah terselesaikan sesuai harapan? Jawabannya tentu diserahkan pada Tuhan yang Maha Memutuskan. Hal penting yang harus tertulis dalam ingatan adalah menjalankan Pendidikan. Bukan untuk jabatan atau ingin mendapat penghormatan, melainkan sebuah ketulusan seorang hamba untuk selalu menggali ilmu pengetahuan selama hayat masih dikandung badan sesuai yang Allah firmankan. Gunakan segala kesempatan yang Allah berikan dengan sebaik mungkin yang bisa kita lakukan karena tidak semua Allah beri kesempatan yang sama. Banyak di luar sana yang medambakan apa yang saat ini kita sedang perjuangkan, rasa syukur yang tentunya tidak boleh hilang. Istiqomah dalam kebaikan jangan sampai terlupakan.

Tulisan by : Nur Adhira (seorang Ibu dengan 2 anak Balita , Mahasiswa Pascasarjana PAI STAI Binamadani)
Dikutip dari laman : Suka Duka Kuliah S2 yang Tidak Terduga – Inspirasi Muslimah (rahma.id)

Written by 

STAI Binamadani merupakan Perwujudan dari cita cita pendiri untuk memperjuangkan kesejahteraan kehidupan umat melalui perguruan tinggi yang dengan sengaja mentransfer ilmu ilmu agama, sosial, humaniora, dan eksakta.