Gelar Podcast, Umar Samsudin : Antara Esensi dan Implementasi Bulan Ramadhan harus Sejalan

Sebagai upaya meningkatkan responsitivitas masyarakat terhadap ilmu pengetahuan, STAI Binamadani menggelar kegiatan Podcast yang didalamnya membahas secara umum terkait fenomena yang tengah terjadi di masyarakat dalam sudut pandang akademis. Podcast Perdana ini sediri di tayangkan pada rabu lalu dalam Kanal Youtube stai binamadani official (14/03/2024).

Gambar dari laman youtube stai binamadani official

Podcast yang diberi nama Iftar : Isi dan Tatar ini Tayang perdana dengan membahas tema Ramadhan,, Antara esensi dan implementasi dengan Dr. Umar Samsudin M.S.I sebagai Narasumber dan dipandu oleh M.Iqbal Al Fiqry, S.Ikom sebagai Host. Dalam Penjelasannya, Umar Samsudin mengatakan bahwa Ramadhan sendiri memiliki esensi yang seharusnya tidak luput dari Perhatian, khususnya anak anak muda. Ia Menjelaskan Esensi Ramadhan sendiri mengacu pada 2 Faktor yang mana Faktor Psikologis dan juga faktor Dogmatis. “Esensi secara Psikologis Kalau tadi dikaitkan dengan anak – anak remaja mungkin misalnya esensinya adalah Kebahagiaan dimana kebahagiaan yang dimasut adalah ketika mejelang berbuka puasa dan berbahagia ketika bertemu dengan tuhannya” Terangnya. Ia juga menjelaskan, Ramadhan khususnya pada Ibadah Puasa Ramadhan sendiri memiliki esensi menahan jika memang dikaitkan dengan hal ini, khususnya dalam segi lisan dan perbuatan kurang baik.

Ia juga menekankan bahwa Ramadhan sendiri harus dilakukan secara Ihtisab, yakni menghitung secara sistematis Perbuatan apa yang nantinya harus dilakukan di Bulan Ramadhan ini. “Dengan ihtisab, dalam pandangan saya ini adalah bagaimana car akita menjalankan Puasa Ramadhan ini dengan sistematis atau hitung – hitungan. Apa yang sudah saya lakukan pada hari pertama apakah saya sudah dapat menjalankannya dengan maksimal, sudah menjaga lisan saya atau kita sudah dapat melaksanakannya dengan maksimal.” Ujarnya. Menurutnya, Penggunaan Sistematika Ihtisab ini adalah hal penting, karena ini dapat menjadi tolak ukur atas Tindakan serta perilaku yang nantinnya akan kita perbuat kedepannya.

Dalam perbincangannya, Akademisi yang merupakan Kepala Program Studi Magister PAI ini juga sedikit menyinggung tentang Perbedaan Suasana yang terjadi belakangan ini, meski dirasa memiliki esensi yang sama namun terdapat beberapa pergeseran esensi yang dimiliki oleh remaja saat ini. Menurutnya, Perbedaan Nuansa Ramadhan teruntuk Muda mudi memiliki Perbedaan yang cukup signifikan akibat berkembangnya teknologi. “Barangkali ada yang melatarbelakangi persoalan – persoalan mengapa esensi itu tidak dapat diperoleh atau tidak dapat diimplementasikan, misalnya saat ini banyak anak – anak remaja yang cenderung dalam mengisi menjelang berbuka dengan kumpul – kumpul ngobrol hal tertentu bahkan begitu (Bersama pacar)” jelasnya, Menurutnya terdapat bias yang cukup signifikan akibat modernisasi yang terlihat cukup jelas. Dalam lanjutannya ia menerangkan jika kita memahami esensi Ramadhan tentu kita akan menerapkan banyak sekali hal – hal yang lebih baik dan tidak kontras dengan kegiatan yang dilakukan saat ini.

Sebagai penutup, ia juga menjelaskan bahwa Esensi Ramadhan harus sejalan denga napa yang nantinya akan di implementasikan di Bulan ini. Implementasi ini mengacu pada perilaku yang ataupun perbuatan yang dilakukan pada Bulan Suci ini. “Esensi Wajarnya harus sejalan dengan Implementasi” Tegasnya. Dua garis ini harus berjalan seiringan yang mana Implementasi akan sesuai jika masyarakat mengetahui esensi utama dari Ramadhan itu sendiri.

https://www.youtube.com/live/i-KYAg6W3rQ?si=96Q74xMpk6cL8ID-
Gambar dari laman youtube stai binamadani official

Written by 

STAI Binamadani merupakan Perwujudan dari cita cita pendiri untuk memperjuangkan kesejahteraan kehidupan umat melalui perguruan tinggi yang dengan sengaja mentransfer ilmu ilmu agama, sosial, humaniora, dan eksakta.