Malas Membaca Sebabkan Pasar Utama Hoax

Perkembangan teknologi Komunikasi yang semakin masif di era ini menyebabkan mudahnya arus informasi berlalu Lalang setiap detiknya didepan mata kita. Peristiwa ini tentunya akan menjadi fatal jika peristiwa ini berbanding lurus dengan Tingkat Konsumsi masyarakat Indonesia terhadap Informasi yang nyatanya adalah palsu atau dapat dikatakan sebagai hoax sementara Masyarakat Indonesia sendiri memiliki tingkat Antusias yang teramat tinggi terhadap Jejaring media dan bahkan dikenal dunia sebagai “Citizen” yang memiliiki durasi yang cukup lama dalam menggunakan Media Digital.

Fakta yang sangat nyata jika masyarakat indoensia sangat gemar menggunakan Internet ataupun Platform Media Online dalam kesehariannya. Namun hal ini berbanding terbalik dengan tingkat Literasi masyarakat Indonesia dalam hal membaca. Kurangnya Literasi membaca ini yang kemudian menyebabkan Mayoritas Masyarakat Indonesia dapat dengan mudah terpapar berbagai macam berita bohong (Hoax). Dilansir dari situs kominfo.go.id disebutkan bahwa menurut UNESCO sendiri Indonesia menempati Urutan kedua dari bawah soal literasi dunia, yang artinya minat membaca untuk masyarakat Indonesia sangatlah minim. Menurut paparan data yang dijelaskan, setidaknya hanya sekitar 0,001% dimana bisa kita dapat simpulkan bahwa dari 1000 orang Indonesia, Cuma satu orang yang memiliki minat dalam membaca. Hal ini yang kemudian menjadi Anomali ketika Indonesia yang menempati setidaknya posisi ke – 4 sebagai Negara dengan Pengguna Internet terbanyak di dunia dan tepat berada dibawah Amerika Serikat justru memiliki Tingkat minat membaca yang sangat rendah.

Pengenalan terhadap Minat membaca sendiri sewajarnya di perkenalkan sejak dini, utamanya ketika masuk pada bangku Sekolah Dasar. Namun lagi – lagi, hal ini belum secara penuh di terapkan pada lingkungan Pendidikan di Indonesia. Sri Wahyuni dalam Jurnnalya dengan tema Menumbuhkembangkan Minat Baca Menuju Masyarakat Literat menyebutkan bahwa terdapat banyak bukti yang menunjukan di kalangan siswa sendiri masih belum terbentuk budaya atau kegeraman dalam membaca. Hal ini yang kemudian menyebabkan Indonesia masuk kedalam jurang degradasi literasi yang  berimplikasi pada Rentannya Produksi Hoax yang mengenai masyarakat.

Hoax sendiri merupakan sebuah berita yang keberanannya terbukti salah dan bertolak belakang pada fakta yang terjadi. Penyebaran Berita hoax sendiri biasanya dilandasi oleh Opini Pribadi penulis yang memanfaatkan perkembangan arus informasi yang sangat pesat. Penyebaran Informasi ini juga tidak hanya mengacu pada Internet, bahkan beberapa siaran televisi nasionalpun kerap kali hamper terindikasi dalam penyebaran hoax. Hal ini sendiri dapat diatas dengan cara menganalisa terkait informasi yang ada serta mengkomparasikannya dengan data data lainnya untuk memastikan apakah informasi yang diterima ini benar atau tidak. Minimnya Literasi dalam membaca justru akan memberikan Pasar Utama dalam Perkembangan Informasi Hoax yang mana hal ini terjadi karena masyarakat dapat dengan mudah mempercayai berbagai informasi yang didapat sehingga Informasi yang didapat masyarakat akan berkemungkinan saling bertabrakan satu dengan lainnya.

Dalam mengatasi hal ini, tentu Pemerintah perlu melakukan berbagai upaya serta Langkah aktif gua mendorong masyarakat agar mau menyempatkan beberapa menit waktu luangnya untuk membaca sebuah informasi dengan baik dan benar. Hal ini yang tentu harus pula di tekankan pada Institusi Pendidikan dasar Hingga menengah agar seseorang dapat terbiasa dalam Membaca. Membaca disini bukan didasari keterpaksanaan akan bacaan yang ditugaskan saja, namun menarik Minat Membaca individu untuk mengetahui berbagai hal. Jika literasi budaya membaca ini di inovasikan dan diterapkan dengan baik, tentu akan membawa implikasi yang sangat signifikan terhadap Pola Penaran Masyarakat khususnya dalam menyaring Informasi yang ia terima.

Sebagai seorang akademis, kita juga perlu terus mendorong agar lingkungan yang kita tempati setidaknya menerapkan Pola Budaya Membaca. Peran dalam mendorong agar tingkat membaca dalam negeri sejatinya harus dikolaborasikan antara Pemerintah dengan masyarakat, utama kalangan akademis. Bagaimana caranya agar kita mampu mengedukasi melalui berbagai inovasi yang ada agar tingkat kegeramaran membaca masyarakat dalam Negeri dapat meningkat dan terhindar Pasar Hoax yang sudah menjamur di banyak tempat.

Written by 

STAI Binamadani merupakan Perwujudan dari cita cita pendiri untuk memperjuangkan kesejahteraan kehidupan umat melalui perguruan tinggi yang dengan sengaja mentransfer ilmu ilmu agama, sosial, humaniora, dan eksakta.