Dilematis Milenial, Lanjut Kuliah atau Kerja ?

Pendidikan merupakan suatu kewajiban yang harus di tempuh bagi setiap manusia,. Baik formal ataupun non formal, Pendidikan sejatinya adalah Kebutuhan Primer yang dibutuhkan.Tanpa adanya Pendidikan, sangatlah tidak mungkin peradaban akan berkembang ataupun bertahan dari masa ke masa. Indonesia sendiri sudah tengah mencanangkan Program Wajib Belajar 12 Tahun sesuai dengan amanat undang undang dasar 1945 serta dalam rangka meningkatkan kapasitas serta daya saing untuk menghadapi persaingan di dunia kerja yang berada dalam fase globalisasi dimana hal ini akan terus menerus semakin menguat (20/11/2023).

Program wajib belajar 12 Tahun yang di canangkan Pemerintah sejujurnya tidaklah cukup, karena esensi utama dari Belajar ialah hingga urat nadi manusia terhenti, barulah Pembelajaran juga akan selesai. Namun, dalam Langkah Formal Apabila kita memiliki kemampuan baik dari segi fisik, mental, serta materi Melanjutkan Pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi merupakan suatu pilihan yang kadang kala menjadi dilematis bagi kita semua, khususnya bagi generasi Milenial. Ada yang beranggapan bahwa, Kepentingan Realistis untuk segera mencari Pekerjaan lebih baik dibandingkan Melanjutkan Pendidikan ke tingkat Perkuliahan, ditambah Pekerjaan saat ini kian sulit didapatkan. Disisi lain ada yang beranggapan bahwa Kepentingan Realistis juga diikuti Kepentinan Idealis yang mana Dengan melanjutkan Perkuliahan, kita memang akan menunda kesempatan untuk mendapatkan Kerja, namun Peluang pekerjaan akan lebih besar pasca penyelesaian Pendidikan Formal di bangku Perkuliahan.

Gambar dari Kumparan

Menurut data yang keluarkan oleh Badan Pusat Statistik Nasional (BPS), setidaknya Posisi 3 Besar Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Agustus 2023 berdasarkan Pendidikan di dominasi Oleh Lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan.(SMK) Presentasi ini menunjukan bahwa SMK memiliki Presentase 9,31%, SMA 8,15%, dan Diploma IV, S1,S2,S3 yang memiliki Presentase sebanyak 5,18%. Banten sendiri tercatat memiliki Angka Pengangguran Tertinggi Se-Indonesia dalam Statistik yang dirilis pada Februari 2023 disusul dengan Jawa Barat yang berada di Posisi kedua, disusul Kepulauan Riau, DKI Jakarta, dan Kalimantan Timur. Dilansir dalam detik.com Kepala BPS Provinsi Banten Faizal Anwar dalam Rilisnya secara Virtual menjelaskan bahwa Tingkat Pengangguran di wilayah ini memasuki angka 486,35 Ribu Orang dan didominasi oleh Lulusan SMA dengan memiliki angka tertinggi. ”Ini kita bisa pahami bahwa lulusan SD pada daerah Pedesaan mereka tidak minim pekerjaan, mereka pertanian, mungkin daerah Perkotaan menjadi Rintangan, SMA masih Lebih Tinggi (Tingkat penganggurannya)” jelasnya (5/5/2023).

Perbedaan yang sangat jelas dari Lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat dengan Kuliah tentu dapat dinilai dari berbagai macam aspek. Dari segi Ke ilmuan, Pendidikan Tinggi (Kuliah) akan lebih mengerucutkan aspek khusus yang diambil atau di pilih oleh Mahasiswa berdasarkan Program Studi yang mereka ambil. Pemilahan Program Studi ini dapat dilakukan sebelum calon Mahasiswa dapat bergabung dalam Sebuah Institusi Pendidikan Tinggi dengan berbagai Aspek Pertimbangan Visioner yang matang. Sementara SMA biasanya memberikan Pengajaran yang lebih umum, meski ada Penjurusan Utama yang ada pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) namun aspek Teoritis Umum tetap menjadi Dominasi.

Perkuliahan juga mampu meningkatkan Daya Pikir ataupun Wawasan yang lebih kuat lagi, dari hal ini Mahasiswa mampu Menjadi Pribadi yang penuh dengan Pertimbangan ataupun Analisa yang konkrit dalam hal mengambil keputusan, tidak tergesa gesa dalam melakukan Tindakan dan selalu dalam pembawaan tenang untuk penyelesaian masalah. Dunia kampus juga menerapkan Sistem Dialog atau diskusi, inilah faktor utama yang mempengaruhi Tingkat kepribadian yang tentu akan sangat berkembang setelah sebelumnya.

Dalam bangku perkuliahan, kita juga mampu mendapatkan Jejaring dan Relasi. Hal ini didapatkan baik secara formal ataupun Nonformal oleh Mahasiswa dimana Mahasiswa juga turut memiliki Jejaring Aliansi yang biasanya ada pada tingkat Regional ataupun Nasional. Jejaring inilah yang menjadi Nilai tambah sebagai bekal dan modal yang disimpan nantinya. Jejaring Formal ini biasanya akan digunakan mahasiswa untuk membantu berbagai macam aspek, baik kesempatan Magang ataupun Dunia kerja yang lebih baik dengan Jenjang karir yang lebih menjanjikan tentunya.

Terlepas dari semua ini, Dilematis tentunya akan ada dan sangat nyata karena persaingan di Dunia kerja akan lebih terasa, namun Dunia Perkuliahan lagi lagi menawarkan Peluang Karir yang lebih baik kedepannya dengan Keterampilan serta Pengembangan Ke Ilmuan yang lebih ketat yang memungkinkan Lulusannya untuk dapat berinovasi dalam menghadapi tantangan Dunia kerja atau bahkan Menciptakan Dunia Kerjanya sendiri sehingga dapat bermanfaat bagi sesama

Written by 

STAI Binamadani merupakan Perwujudan dari cita cita pendiri untuk memperjuangkan kesejahteraan kehidupan umat melalui perguruan tinggi yang dengan sengaja mentransfer ilmu ilmu agama, sosial, humaniora, dan eksakta.