Mahasiswa Salah Jurusan, Kurang Riset Target Meleset

Dilematis yang kerap hadir pasca kita telah menyelesaikan Pendidikann Sekolah Menengah Atas tentu berkaitan dengan Jenjang Karir kedepan. Realita ini kerap menjadi bahan pertimbangan bagi tiap – tiap individu mengenai apa yang harus ia Prioritaskann terlebih dahulu, akankah lanjut Menekuni Jenjang Pendidikan Tinggi ataupun Terjun dan Memasuki Kompetisi Dunia Kerja dengan persaingan yang begitu ketat. Mengambil Opsi dalam Menekuni Jenjang Pendidikan Tinggi kadang kala menjadi Pilihan yang dianggap tepat, bagi mereka yang mencoba memupuk Kembali esensial pengetahuan serta kualitas dalam diri guna menghadapi Kompetisi Dunia Kerja dengan Modal yang lebih matang. Disisi lain, terdapat faktor faktor yang luput kita sadari dalam memilih Jenjang Perkuliahan sebagai Harapan Masa depan yang menanti.

Gambar dari Adobe Stock

Polemik dalam penentuan Jurusan Perkuliahan bukanlah hal yang tabu untuk dibahas. Banyak sekali dalam catatan realita Puluhan Ribu Mahasiswa yang mengalami salah jurusan akibat memilih Jurusan berdasarkan Perjudian ataupun Mengikuti Arus tanpa melakukan Analisa, Baik dari Kemampuan diri ataupun Prospek Jurusan yang ia pilih. Endang dalam Jurnalnya Copying Strategy pada Mahasiswa Salah Jurusan, menyebutkan Terdapat banyak Permasalahan dalam Pemilihan Jurusan guna memasuki dunia perkuliahan di Perguruan Tinggi, salah satunya salah jurusan. Terlebih ia menjabarkan bahwa salah jurusan adalah konteks dimana mahasiswa memilih jurusan tidak didasari dengan minat serta bakatnya, ini biasanya terjadi akibat Pemilihan berdasarkan Passing Grade yang rendah, kurangnya informasi yang memadai berkaitan dengan Jurusan ataupun Pengaruh Significant Person yakni Orang Tua, Saudara, teman, dan hal lainnya.

Penentuan Jurusan bukanlah sesuatu hal yang dapat dianggap remeh, karena hal ini mendasari untuk Langkah Progresivitas Seorang Individu dikemudian hari. Educational Psychologist  dari Intergrity Development Flexibility (IDF) bahkan memaparkan sebanyak 87 Persen Mahasiswa di Indonesia mengalami salah jurusan seperti dilansir dalam laman detik.com. Angka yang cukup besar ini tentu membuat Problematika semakin pelik karena seakan terdapat Pembiaran untuk melakukan Peruntungan dalam memilih Jurusan tanpa memikirkan dampak kedepannya.

Secara Garis besar, Salah jurusan dapat kita lihat akan menghasilkan Pembelajaran yang kurang efektif oleh individu tersebut sehingga serapan pengetahuan yang diberikan oleh dosen Pengampu tidak dapat maksimal. Bahkan, Resistensi dari Problematika ini dapat menghambat Track Record mahasiswa dalam menekuni Jenjang Karir ataupun Target yang sebelumnya ingin dicapai akibat terus menerus melakukan pengulangan mata kuliah yang mungkin akan terhambat hingga memasuki Fase Drop Out akibat tidak mampu menyelesaikan Perkuliahannya dengan baik.

Gambar dari Kaldera News

Oleh Karenanya, Langkah awal yang diperlukan dalam penentuan Jurusan yang akan diambil adalah melakukan Riset baik Riset Internal terhadap Kemampuan Diri kita sendiri ataupun Riset Eksternal dalam hal mengenali Jurusan yang sejalan atau masuk dalam takaran kapasitas Individu diikuti dengan Kemungkinan Jenjang Karir Kedepan yang dihasilkan Oleh Jurusan tersebut. Riset Internal adalah faktor penting yang perlu diketahui oleh individu, karena terkadang individu kerap terbawa arus baik dari lingkaran pertemanan ataupun saran yang mengikuti komoditas mayoritas tanpa melihat kapasitas diri individu. Hal ini penting, karena lagi lagi yang akan menjalani akses Pendidikan tinggi adalah Individu itu sendiri dan bukan orang lain.

Gambar dari Pinterest

Riset Eksternal yakni Melakukan Penggalian Informasi atas Tiap – tiap Jurusann yang tersedia berkaitan dengan Relevansinya dengan Kemampuan diri serta Track Record kedepannya tentulah sangat penting. Riset ini juga berkaitan dengan kebutuhan Dunia Industri ataupun Peluang Usaha yang akan kita lakukan di kemudian hari, contohnya Seorang Individu memutuskan untuk mengambil Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) dilandasi dengan minatnya dalam dunia pengajaran, ia juga dapat menilai bahwa ketersediaan tenaga pendidik di berbagai jenjang sangatlah dibutuhkan dan terus mengalami kenaikan tiap tahunnya dengan besaran Pendapatan yang didapat dari berbagai Instansi. Atau seorang Individu mengambil Jurusan Perbankan Syariah dilandasi ketertarikannya ia dalam dunia Perbankan. Ia juga mengkorelasikannya dengan kebutuhan Ketenagakerjaan serta Pertumbuhan Perbankan baik secara syariah ataupun konvensional yang meningkat pesat dan tidak mengalami Stagnansi di kemudian hari.

Pertimbangan – pertimbangan semacam ini haruslah dimiliki oleh tiap individu yang ingin menekuni dunia Pendidikan tinggi, hal ini dianjurkan agar individu tidak mengalami penyesalan dikemudian hari akibat Realita yang tidak sesuai dengan ekspetasi berlebih dari individu itu sendiri.

Gambar dari Vecteezy

Written by 

STAI Binamadani merupakan Perwujudan dari cita cita pendiri untuk memperjuangkan kesejahteraan kehidupan umat melalui perguruan tinggi yang dengan sengaja mentransfer ilmu ilmu agama, sosial, humaniora, dan eksakta.