Sampah Plastik dan Selusin Permasalahan Daur Ulang

Penggunaan Plastik sebagai kebutuhan penunjang Medium atau kemasan merupakan Fenomena yang amat sering kita jumpai serta kita lakukan. Efektifitas serta Kemudahan Mobilitas yang diwarkan Plastik menjadi Primadona yang memikat seluruh kalangan. Penggunaan Kantong Plastik yang terkadang dilakukan secara instan ini kemudian menimbulkan berbagai problematika tanpa kita sadari dengan jeli. Problematika ini muncul ketika Kantong – kantong plastik ini menjadi Sampah.

Gambar dari waste4change

Sampah Plastik sendiri memiliki struktur yang sangat sulit untuk terurai, Senyawa yang dimiliki oleh plastik ialah polimer sintetik dan tidak dapat di urai oleh mikroorganisme baik yang ada di tanah ataupun perairan. Mikroorganisme mengalami kesulitan akibat tidak memiliki enzim yang cocok untuk di urai. Sulitnya penguraian yang dilakukan pada sampah plastik inilah yang kemudian menyebabkan sekelumit permasalahan. Dilansir dalam laman voi.id Indonesia sendiri memilki rasio penghasil Sampah Plastik yang cukup Besar dengan Total yang mencapai 64 Juta Ton per harinya.

Problematika yang dihasilkan dari Sampah Plastik ini kian beragam, mulai dari Kerusakan Ekosistem Laut hingga Hal yang berdampak langsung terhadap kelangsungan hidup manusia. Dilansir dalam laman nationalgeographic.grid.id Plastik setidaknya membutuhkan waktu hingga 1.000 tahun untuk terurai. Ketika dibuang dan menjadi limbah, plastic akan menumpuk di Lingkunga hingga mencapai titik kriis. Polusi ini kemudian dapat mengenai biota laut menyebabkan gangguan pada hewan laut yang implikasinya akan berdampak pada manusia ketika kita melakukan interaksi dengan cara mengkonsumsinya.

Gambar dari National Geographic Indonesia

Polusi laut yang disebabkan oleh Plastik ini akan semakin berbahaya ketika plastik mengalami pemecahan yang nyaris tidak terlihat menjadi mikroplastik yang kemudian dapat tertelan pada hewan laut. Partikel – partikel ini juga dapat berinteraksi dengan manusia bahkan ketika kita berinteraksi langsung dengan air laut yang tercemar oleh keadaan mikroplastik. Masih dalam laman nationalgeographic, disebutkan bahwa mikroplastik ini dapat menjadi ancaman serius karena mampu menimbulkan resiko serangan jantung, stroke, dan kematian yang lebih besar. Hal ini diakibatkan ketika plak menumpuk pada dinding di arteri, dinding pembuluh darah yang lebih tebal akan mengurangi aliran darah ke bagian tubuh.

Gambar dari Kieraha

Pencemaran yang dilakukan sampah plastik di Indonesia sendiri sudah pada titik yang cukup krusial. Dalam laman ecoton.or.id disebutkan pula bahwa sampah plastic menyumbang sekitar 38,8% dalam pencemaran sungai yang ada di Tanah air. Rasio yang cukup tinggi ini tentu mengindikasi adanya atau banyaknya masyarakat yang terkontaminasi oleh mikroplastik di Indonesia. Kondisi memprihatinkan semacam ini dapat menimbulkan berbagai penyakit yang akan menimpa masyarakat khususnya dalam Jangka Panjang.

Dalam menangani hal ini, tentu diperlukan Kerjasama yang intens baik dari masyarakat maupun dari Pemerintah. Masyarakat dalam hal ini tentu harus dibangunkan tentang tingkat kesadaran terkait bahaya penggunaan Kantong Plastik bagi kehidupan di masa ini dan masa mendatang khususnya. Efisiensi yang ditawarkan oleh Plastik tentu hanya memiliki dampak Pragmatis ataupun Instan yang hanya dapat di nikmati sesaat. Pemerintah juga perlu mengatur ketat regulasi terkait penggunaan Plastik. Regulasi ini di tujukan teruntuk penekanan terhadap penggunaan plastik dalam lingkungan masyarakat.

Gambar dari DLH Bulelereng

Written by 

STAI Binamadani merupakan Perwujudan dari cita cita pendiri untuk memperjuangkan kesejahteraan kehidupan umat melalui perguruan tinggi yang dengan sengaja mentransfer ilmu ilmu agama, sosial, humaniora, dan eksakta.