Telisik Independensi dan Integritas Organisasi Kemahasiswaan

Pasca jatuhnya rezim Order baru yang ditandai dengan dimulainya era reformasi, Eksistensi organisasi kemahasiswaan (ormawa) semakin kuat dengan hadirnya prosesi pengkaderan yang aktif dan massif dari sejumlah elemen kemahasiswaan, diantaranya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Gerakan Mahasiswa Kristen (GMK), dan sejumlah Elemen mahasiswa lainnya (25/10/2023).

Kepiawaian elemen Mahasiswa dalam melakukan pengawasan bahkan perubahan paradigma bangsa ini tentu menjadi hal yang sangat positif bagi keberlangsungan hidup bernegara dan memastikan segala upaya yang dilakukan oleh Pemerintah sesuai dengan amanat konstitusi, disinilah kita mengenal slogan “Agent Of Change” dan “Agent Of Control”. Mahasiswa dinilai mewakili semangat serta harapan dari masyarakat dimana mereka memiliki kemampuan Intelegensia yang cukup baik dengan kepekaan terhadap lingkungan sekitar. Di sisi lain, Mahasiswa sendiri tentulah harus memiliki Integritas seta Independensi dari Pola pikir yang mereka hasilkan. Tidak ada paksaan dalam menghasilkan pemikiran, dimana pemikiran lahir dari Observasi yang mereka temukan dan kaji.

Memasuki era ini, dimana Kepemimpinan Presiden Joko Widodo mendapati berbagai macam kritik dari berbagai kebijakannya serta diikuti pula dengan beberapa Apresiasi dari berbagai pihak yang menyoroti pemerintah. Organisasi Kemahasiswaan tetap menunjukkan eksistensinya dengan melakukan beberapa Aksi ataupun Pengadaan Audiensi mengenai Aspirasi ataupun tuntutan yang didasari dari Hasil Observasi dan Pemikiran mereka mengenai beberapa kebijakan yang keliru. Meski terjadi beberapa Intrik yang dilakukan oleh Pemerintah dengan Sejumlah elemen mahasiswa, ini menandakan bahwa Demokrasi dalam Negeri tetap berjalan sebagai mana mestinya.

Intrik yang dipengaruhi Politik dalam negeri ini kemudian menjadi angin liar, disaat Mahmakah Konstitusi dengan mengejutkan mengeluarkan Putusannya mengenai Batas Usia Cawapres yang diopinikan sebagian besar masyarakat sebagai “Pengamanan Kekuasaan Dinasti” untuk memperlancar Putra Sulung Presiden Joko Widodo yang kemudian seakan di aminkan dengan deklarasi yang dilakukan oleh salah satu Bakal Calon Presiden (Bacapres) yang akan bertarung pada Kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 nanti.

Angin liar ini juga kemudian seakan di Indahkan oleh Salah satu Elite Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang mana ia seakan mengisyaratkan dukungannya terhadap salah satu paslon terlebih paslon ini di kaitkan dengan opini “Dinasti” yang diamankan oleh MK. “Putusan ini bisa menjadi pintu gerbang dan kejayaan bagi para generasi muda, tetapi harus generasi muda yang sudah punya pengalaman dalam pemerintahan yang dihasilkan oleh pemilu dan pilkada” Ungkap Raihan Ariatama dikutip dalamm detiknews (18/10/2023).

Pernyataan yang dilontarkan oleh Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) ini seakan menjadi blunder untuk dirinya dan keberlangsungan Organisasinya dimana Integritas dari statemen ini kemudian di pertanyakan. Meski secara umum kita ketahui bahwa setiap masyarakat memiliki hak yang sama dimata konst

itusi, namun hal ini mengalami problematika disaat ia menjabat sebagai ketua umum PB HMI dimana posisi ini melekat terhadap dirinya dan tidak dapat di pisahkan. Blunder ini semakin menguat saat Puluhan Aktivis HMI melakukan demonstrasi didepan Kantor PB HMI yang berada di Jakarta Selatan dan menuntut Raihan Ariatama untuk mundur dari posisinya.

Independensi Mahasiswa seharusnya menjadi hal yang kuat dan melekat, terlepas statusnya sebagai Warga Negara namun ia memiliki Nilai Moral serta Falsafah yang diembannya. Praktisi Politik, Rocky gerung juga menyebutkan bahwa Idealnya mahasiswa memiliki daya nalar yang kuat tanpa di pengaruhi oleh kekuasaan. “Penting kita pahami bahwa mahasiswa itu adalah kumpulan otak, bukan kumpulan dengkul. Jadi, kita paham kalau ada mahasiswa yang terbujuk oleh kekuasaan maka artinya dia egga punya otak” tegasnya dalam kanal youtube Rocky Gerung Channel (09/04/2023).

Perlu kita cermati, bahwa Mahasiswa dengan segala perangkat penalaran yang ia punya haruslah mampu memiliki kepekaan terhadap isu yang ada terlebih dalam aspek politik. Aspek Politisasi Argumen yang mengarah kepada Lunturnya Integritas terlebih mengarah pada Merosotnya pada nilai Demokrasi tentu perlu dijadikan catatan. Jangan sampai, Organisasi Kemahasiswaan yang terkenal dengan Integritasnya malah turun dalam jurang degradasi seiring dengan menurunnya kualitas demokrasi yang terjadi di dalam negeri. Tetap dalam Koridor demokrasi didasari dengan Intelegensia yang kuat dan Integritas tanpa di pengaruhi oleh kekuasaan.

Written by 

STAI Binamadani merupakan Perwujudan dari cita cita pendiri untuk memperjuangkan kesejahteraan kehidupan umat melalui perguruan tinggi yang dengan sengaja mentransfer ilmu ilmu agama, sosial, humaniora, dan eksakta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *