Dalam Berjalannya arus kehidupan, terdapat berbagai macam peran ataupun tugas yang mengisi roda kehidupan manusia sebagai bentuk dari siklus tatanan peradaban. Adapun, kita dapat mengetahui Peran dasar yang dimiliki oleh manusia sebagai mahluk yang membimbing ataupun di bimbing dimana hal ini tertuju pada Peran Orang Tua dan Anak. Namun, terdapat Peran yang kerap kali luput dari mata public sementara hal ini memiliki dampak yang signifikan, karena ia tumbuh diantara dua generasi yang ada dan menjadi bagian dari Generasi Sandwich.
Generasi ini disebutkan oleh Professor Dorothy A. Miller dalam bukunya Social Network dimana hal ini adalah Fenomena dimana seseorang harus menghidupi tiga generasi yang terdiri atas Orang tuanya, dirinya, dan anaknya. Pengertian ini kemudian di Analogikan dalam sebuah roti Sandwich, yang mana Seorang Individu terhimpit diantara dua generasi yang ada bagaikan Daging yang ada di tengah – tengah lapisan roti.
Keadaan Semacam ini tentu merupakan pemandangan yang lumrah yang kerap disaksikan oleh Sebagian besar masyarakat Indonesia, dimana hal ini tentunya merupakan sebuah ladang Amaliah untuk melakukan balas budi terhadap kedua orang tua. Namun, dalam Perspektif lain ini tentu merupakan tanggungan yang cukup berat sekaligus tantangan ganda yang dapat menghasilkan dampak psikologis berantai jika seorang Individu tidak mampu melakukan Manajemen ataupun Pengelolaan atas tiga generasi ini.atau bahkan menganggap dirinya terjebak dalam Himpitan Duniawi.
Dilansir dalam laman CNBC Indonesia, tercatat bahwa sekitar 48,7% masyarakat Produktif Indonesia merupakan Generasi Sandwich yang memiliki berbagai tanggungan finansial atas Keluarganya. Lebih lanjutnya hanya ada sekitar 13,4% dari mereka yang memiliki kesanggupan finansial atas Pemenuhan Kebutuhan Pokok, menabung ataupun Investasi. Presentase yang teramat kecil ini tentu memiliki Implikasi tersendiri yang dimiliki oleh Individu yang masuk dalam Golongan Generasi Sandwich.
Nuryasman MN dalam Jurnalnya Generasi Sandwich: Penyebab Stres dan Pengaruhnya terhadap Keputusan Keuangan menyebutkan bahwa Generasi ini lahir akibat beberapa faktor dimana salah satu point krusialnya ialah terkait Literasi Keuangan. Minimnya literasi keuangan akan membuat individu cenderung meposisikan dirinya sebagai Generasi pertama karena tidak menyiapkan dana pension, sehingga ketika individu sudah memasuki usia tidak produktif maka generasi kedua secara otomatis akan menanggung kebutuhan generasi pertama dan disaat yang bersamaan generasi kedua juga harus menanggung kehidupan dari generasi ketiga jika ia sudah berkeluarga. Lebih lanjutnya ia menyebutkan jika terdapat Miss dalam manajemen keuangan yang dilakukan Oleh Generasi Sandwich tentu akan menyebabkan gangguan Psikologis Stress akibat dari Tanggungan yang tidak sesuai dengan keadaan Finansial.
Keadaan semacam ini yang tentunya harus diminimalisir sejak dini, bukan dalam artian Generasi Pertama merupakan sebuah Beban Tanggung Jawab ataupun Generasi Pertama Melepaskan Tanggung jawabnya akan hari tuanya, namun alangkah baiknya jika dikemudian hari kita dapat menciptakan Harmonisasi atas Generasi yang akan menunjang kita di hari tua dan bukan menciptakan Kegelisahan yang nantinya akan berimplikasi pada diri kita sendiri. Dilansir dalam laman Prudentialsyariah Keadaan Generasi Sanndwich dapat diminimalisir jika secara menyeluruh kita melakukan manajemen dengan baik. Diantaranya Mencatat pengeluaran dan Pemasukan, Melakukan pengelolaan keuangan dengan bijak, Memiliki penghasilan yang tidak hanya dari satu sumber, serta membangun jalinan komunikasi yang baik dengan kerabat.
Secara Implisit kita tentu dapat menyebut bahwa Keadaan yang kita alami dimasa mendatang merupakan hasil atas perilaku ataupun planning yang kita telah lakukan di masa lampau. Manajemen keuangan dalam konotasi Sisishkan bukan Sisakan semacam ini harus menjadi paradigma utama demi Harmonisasi yang ada di kemudian hari. Karena lagi – lagi, bagaimana mungkin Terdapat Orang tua yang ingin melihat anaknya kesusahan dan rasa ini pun dialami sebaliknya oleh sang anak yang tentunya sangat tidak ingin melihat orang tuanya kesusahan karena lagi – lagi rasa Baktinya akan Menepikan situasi yang ada serta secara yakin dapat memikul 3 Generasi ini sekaligus khususnya dari sisi Kebutuhan Pokok. Maka, Bijak dalam melakukan berbagai Tindakan sangatlah diperlukan agar dapat mengantisipasi hal hal seperti ini.